inspiration media pasindo

Jumat, 17 Juni 2011

TAMBANG

Majalah Tambang Edisi Cetak Mei 2011

Laporan Utama: Gagal Pesta di West Madura
Kalau ada yang bilang bisnis minyak dan gas (migas) rumit, butuh teknologi tinggi, dan besar risikonya, mungkin itu tinggal mitos. Pasalnya di Indonesia, setiap orang –asal punya uang dan lobi ke penguasa– bisa masuk ke bisnis itu. ”Perusahaan judi saja bisa mengembangkan bisnis migas,” ungkap Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas, Gde Pradnyana di Jakarta, Kamis, 28 April 2011.

Maret 2011 lalu, dua perusahaan swasta juga baru saja ketiban durian runtuh, mendapat kue saham pengelola blok migas lepas pantai West Madura Offshore. Mereka adalah PT Sinergindo Citra Harapan dan Pure Link Investment Ltd. Sinergindo mendapat pengalihan saham 12,5% dari Kodeco Energy Co Ltd, dan Pure Link mendapat 12,5% dari China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) Madura Ltd.

Oil and Gas: Asa Hilang di Sumur Tua
Menurut Guru Besar Teknik Perminyakan ITB, Prof Rudi Rubiandini, satu kepala sumur tua hanya dapat menghasilkan 3 barrel per hari. Atas dasar itu, kebijakan untuk memacu produksi minyak dari sumur tua itu tidak menghasilkan apa-apa. ”Kebijakan untuk memacu produksi minyak dari sumur tua itu nihil, tidak menghasilkan apa-apa. Karena sumur tua tidak bisa menyumbang jumlah yang signifikan untuk mengejar target produksi minyak Indonesia,” ungkapnya.

Menurutnya, kalau satu kepala sumur hanya dapat menghasilkan 3 barrel per hari, dan kalau tahun ini hanya ada 100 kepala sumur yang dikelola, berarti hanya menghasilkan 300 barrel per hari tidak sampai 1000 barrel per hari, sehingga upaya untuk mendongkrak produksi agar mencapai 970.000 barel per hari seperti yang ditargetkan dalam APBN tahun ini jauh dari apa yang telah diharapkan pemerintah.

Komoditi: Bauksit Menuju Nilai Tambah
Hingga sekarang, Indonesia masih menjadi pengekspor utama bauksit ke beberapa negara di kawasan Asia. Negeri Tirai Bambu juga memiliki cadangan bauksit terbesar, tetapi negeri ini, memilih untuk mengimpor bauksit dari tempat lain, termasuk Indonesia, dan terus melakukan pengamanan terhadap cadangan deposit dalam negeri. China, merupakan salah satu negara yang banyak mengincar hasil tambang Indonesia, termasuk bauksit.

Bauksit sebagai bahan dasar aluminium ini, dibeli dari Indonesia dalam bentuk mentah (raw material) lalu dilakukan pengolahan menjadi alumina, kemudian menjadi alumunium.Lucunya, untuk pengolahan alumunium di dalam negeri, alumina sebagai bahan bakunya harus diimpor dari beberapa negara seperti Asutralia dan sebagainya. Head of Research BNI Securitas, Norico Gaman mengatakan, ekspor hasil tambang dalam bentuk mentah, harus mulai diminimalisir.

Beyond Mining: Berkhidmat Untuk Kakatua Hitam
Seorang wanita dengan selang besar di tangan, begitu sigap siang itu. Dengan langkah cepat ia menyambut sebuah truk yang baru tiba di depan pos penjagaan. Tidak banyak kata-kata, disemprotkannya air yang mengalir deras dari selang, ke sekujur tubuh kendaraan raksasa itu. Cukup lima menit, truk dipersilahkan mendaki tanjakan dengan acungan jempol kanan. Sang sopir membalas dengan senyum dari atas kabin, sembari menginjak pedal gas.

Teknologi: Jenbacher Gas Engines
Fungsi Jenbacher Gas Engines sama seperti genset yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik. Bedanya alat ini menggunakan gas, dan lebih canggih. Sementara genset bahan bakarnya diesel dan mahal. Prinsip kerja Jenbacher Gas Engines hampir sama seperti prinsip kerja mesin mobil. ”Sederhananya, alat ini bekerja seperti mesin mobil dengan pergerakan bolak-balik (reciprocating) piston-pistonnya”.

Pada mesin mobil sendiri, tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong piston/torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang piston, sehingga piston dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik piston akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik piston pada langkah kompresi.

CEO:
Peter Geoffrey Albert, CEO G-Resources
Mimpi Besar Makmurkan Martabe

Personal:
Galaila Karen Agustiawan
Direktur Utama PT Pertamina (Persero)
”Pada Dasarnya Saya Tomboy...”